Friday, January 13, 2006

Berada dimana kita?

“Ini jaman susah bung!” adalah ungkapan yg sering dan biasa terlontar dlm perikehidupan sehari2. Mungkin 50thn atau 1 abad yg lalu juga komentarnya sama saja. Lantas kapan gak susahnya atau memang pernah gak susah?

Percaya atau tidak, kesulitan tsb bukan hanya milik bangsa ini. Perhatikan saja KAA yg baru saja berakhir kemaren. Kalo dulu agendanya memerangi imperialisme skrg memerangi kemiskinan di seantero Asia-Afrika katanya. Jadi kalau begitu yg miskin bukan hanya Indonesia kan? Sudah sama2 tahu bahwa umumnya negara2 di kawasan Asia-Afrika dikategorikan sbg negara2 dunia ke-3 sbg rujukan halus dari negara2 melarat.

Sebenarnya separah apa kemiskinan di negara2 dunia ke-3 tsb? Fenomena ini terjadi mencakup kawasan yg sedemikian luas terbentang dari samudera atlantik selatan sampai ke hindia/pasifik. Gerangan apa yg menjadi kesamaan dari kawasan ini sehingga terjebak dalam situasi dan kondisi demikian? Terlalu banyak utk diungkap, kalo mau silakan mencari buku dgn judul Dunia Baru Islam karangan Lothrop S Stoddard/Harvard. Buku ini sudah cukup berumur hampir 1 abad tapi masih sangat relevan utk membedah benang merah sejarah dunia dari kacamata barat.

Saya ingin mengungkapkan beberapa hal kronologi saja yg saya simpulkan dari buku tsb di atas:
Bangsa2 di kawasan ini terjebak dalam imperialisme barat yg sebenarnya saat ini masih belum berakhir.
Bangsa2 ini mewarisi banyak hal luarbiasa yg terkubur jauh di dalam peradabannya dan tenggelam dalam tidurnya yg panjang sampai akhirnya imperialisme barat datang di akhir abad XV.
Saat imperialisme barat datang, bangsa2 di kawasan ini bak orang bangun terkejut dari tidur pulasnya, pontang-panting dan tergagap-gagap berusaha mengumpulkan kesadarannya.
5 abad berlalu sudah namun bangsa ini krn terbangun dgn cara terkejut, nampak tidak 100% pulih, menjadi trauma layaknya orang yg mengidap penyakit jantung mendadak.
Hal yg terjadi cukup lucu, layaknya orang yg bangun terkejut, mengapai2 mencari pakaian, menkancingkan baju tidak serasi, dasi yg terbalik atau bahkan kumis yg tercukur sebelah, dst.

Sadar atau tidak sadar, adalah fakta bahwa mayoritas bangsa2 ini adalah muslim. Perang dunia I & II menandai akhir imperialisme fisik yg menghancurkan kawasan ini, mengobrak-abrik kawasan yg dulunya daerah protektorat kekhalifahan Turki Usmaniah menjadi kawasan persemakmuran Britain/protektorat Inggris misalnya. Dewasa ini, hal2 lucu namun ironis tsb masih kita alami dan kita saksikan. Barat mengakui bahwa meskipun kawasan ini mengalami kehancuran di segala aspek, terutama politik & ekonomi, namun Islam tak bergeming dari kawasan ini. Strategi pun diganti bukan menjadi serangan fisik, tapi serang mental & psikis dimana kemudian lahirlah generasi muslim, nama mungkin nama muslim, tapi tidak pernah diberi ketertarikan utk berbicara agamanya. Sekuler adalah namanya. Saat itulah benteng terakhir dari warisan kawasan ini musnah.